Kamis

BPR Tak Sekedar Sehat dan Berkelanjutan



Sebagai salah satu jenis Lembaga Keuangan Mikro (LKM) berbentuk bank, BPR merupakan penyumbang utama dalam penghimpunan dana dan pemberian kredit masing-masing sebesar 95 persen dan 78 persen dibandingkan seluruh LKM yang ada



Dari sisi industri BPR, kinerja selama tiga tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Pesatnya perkembangan BPR tersebut tidak lepas dari kunci sukses dalam memberikan pelayanan kepada usaha mikro dan kecil (UMK) seperti lokasi yang dekat dengan masyarakat, prosedur pelayanan kepada nasabah yang lebih sederhana, serta lebih mengutamakan pendekatan personal serta fleksibilitas pola dan model pinjaman.
Tantangan yang akan dihadapi BPR agar kinerja saat ini dapat bertahan dan meningkat secara berkelanjutan di kemudian hari. Dalam hal ini, selain sistem operasional yang merupakan kunci sukses BPR, perlu juga dilakukan identifikasi terhadap faktor internal yang menentukan keberhasilan dalam pengelolaan BPR.
Salah satu kunci keberhasilan pengembangan BPR adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan profesional, selain dukungan regulasi yang kondusif, pengawasan yang efektif, teknologi informasi, serta modal yang memadai. Hasil survei ini sejalan dengan hasil pembinaan dan pengawasan Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa terbatasnya kualitas SDM BPR merupakan penyebab utama atas berbagai permasalahan yang muncul dalam pengelolaan BPR.

Kebijakan pengembangan
Untuk mendukung tumbuhnya industri BPR secara berkelanjutan yang mampu memenuhi fungsinya sebagai pemberi pelayanan terhadap UMK, Bank Indonesia terus melakukan berbagai upaya secara konsisten, baik dalam mendorong penyehatan BPR bermasalah, menyempurnakan aspek pengaturan dan pengawasan, memperkuat kelembagaan BPR maupun mendukung penguatan infrastruktur industri. Seluruh upaya tersebut merupakan strategi Bank Indonesia dalam mendorong pengembangan BPR secara berkelanjutan serta sejalan dengan visi perbankan Indonesia, khususnya dalam meningkatkan daya saing BPR.
Adapun langkah operasional yang dilakukan untuk mendorong tumbuhnya budaya tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam industri BPR, pemilik dan pengelola BPR wajib memenuhi kriteria yang ditetapkan. Sebagai lembaga intermediasi, kegiatan usaha bank sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat dalam menghadapi berbagai risiko, sehingga dalam hal ini regulator berperan dalam merumuskan ketentuan untuk melindungi kepentingan masyarakat.
Dalam ketentuan penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) BPR yang akan dikeluarkan dalam waktu dekat, pemilik dan calon pemilik BPR wajib memenuhi persyaratan integritas dan kelayakan keuangan, sementara pengurus dan calon pengurus BPR yang terdiri komisaris dan direksi wajib memenuhi persyaratan integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan.
Pengertian umum kelayakan keuangan atau reputasi keuangan adalah bahwa pemilik dan pengurus BPR tidak terkait kredit macet dan bersedia untuk mengatasi kesulitan permodalan yang dihadapi BPR. Dalam rangka mendukung tersedianya SDM yang memadai, terutama pada posisi pengambil keputusan, ditetapkan kewajiban bagi direksi untuk memiliki sertifikat dari lembaga sertifikasi profesional.
Program sertifikasi tersebut bertujuan menetapkan standar untuk meningkatkan kinerja manajemen BPR, meningkatkan keahlian dan kompetensi SDM dan manajemen, memperkuat daya saing dan tingkat kepercayaan pada BPR, serta mendukung penilaian kemampuan dan kepatutan direktur dan calon direktur BPR.
Tujuan program menuju pada sasaran akhir berupa terwujudnya industri BPR yang sehat, kuat, dan efisien. Untuk menjaga kelangsungannya, program ini akan dilaksanakan secara mandiri oleh BPR mengingat manfaat terbesar dari program ini akan dinikmati BPR. Dalam hal ini, BPR dapat memanfaatkan dana pendidikan yang telah disisihkan sesuai ketentuan tentang kewajiban penyediaan dana pendidikan dan pelatihan.
Dalam kegiatan untuk mempermudah pembukaan kantor cabang dan Bank Indonesia memandang hal ini perlu memerhatikan aspek hati-hatian dan dilakukan dalam perspektif tersedianya dukungan permodalan yang memadai agar BPR mampu beroperasi secara lebih efisien.
Kini pembukaan kantor cabang BPR tidak lagi dikaitkan dengan kewajiban menambah modal, namun cukup dikaitkan dengan kondisi permodalan yang dinyatakan dalam kewajiban penyediaan modal minimum. Dalam hal ini BPR wajib memenuhi persyaratan lain yaitu telah memenuhi modal disetor minimum dengan mengacu pada ketentuan permodalan dalam rangka pendirian BPR. Selain itu, BPR hanya dapat membuka satu kantor cabang dalam waktu satu tahun sejak memperoleh izin pembukaan kantor cabang.
Dalam menata struktur industri BPR di masa depan, faktor permodalan memiliki fungsi strategis dalam meningkatkan kemampuan pembiayaan BPR selain untuk menghadapi persaingan dengan lembaga keuangan sejenis.
Dalam ketentuan yang akan dikeluarkan BI, BPR diberikan waktu yang cukup dengan tahapan pelaksanaan yang terukur untuk meningkatkan besarnya modal disetor. Untuk mencapai kondisi yang diinginkan tersebut, BI akan mendorong BPR untuk menempuh langkah-langkah strategis, baik dengan melakukan merger, konsolidasi, atau akuisisi. Agar mampu beroperasi secara efisien dan mampu menyediakan pembiayaan dengan biaya murah kepada UMK. Kemampuan permodalan BPR memegang peran penting.

Lingkup Kerja BPR
Kegiatan usaha yang diperkenankan dilakukan oleh BPR sangat terbatas dibandingkan dengan bank Umum, yaitu meliputi penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan atau bentuk lainnya, memberikan kredit dan menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito dan/ atau tabungan pada bank lain.
BPR tidak diperkenankan menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran serta melakukan kegiatan usaha selain yang diperkenankan. Selain itu, BPR tidak diperkenankan melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing kecuali sebagai pedagang valuta asing (atas izin Bank Indonesia), melakukan penyertaan modal, dan melakukan usaha perasuransian. Adapun wilayah kantor operasionalnya dibatasi dalam 1 (satu) propinsi.
Perkembangan industri BPR yang terus mengalami peningkatan secara pesat baik dari sisi total aset, penghimpunan dana pihak ketiga maupun kredit yang diberikan menunjukkan bahwa jangkauan pelayanan BPR semakin luas dan keberadaan BPR semakin dibutuhkan oleh masyarakat.
Perkembangan tersebut tidak dapat dibatasi karena berjalan sesuai dengan mekanisme pasar dan mencerminkan perannya yang meningkat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Agar perkembangan BPR tetap sejalan dengan tujuan awal pendirian BPR yaitu sebagai bank yang melayani UMK dan masyarakat pedesaan maka diperlukan pedoman yang memberikan arah strategis pengembangan BPR ke depan sehingga BPR tetap memiliki karakteristik yang spesifik, yang berbeda dengan bank umum.
Pedoman tersebut sangat penting mengingat berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan BPR telah mengalami perubahan yang sangat cepat seperti perkembangan teknologi informasi, pertumbuhan lembaga- lembaga keuangan mikro baru, perubahan tingkat pendapat masyarakat, perkembangan perekonomian, dan tuntutan
pelayanan perbankan yang lebih baik dari masyarakat.

Aman dan Langsung Cair
BPR, sesuai namanya, lebih fokus pada pemberian kredit kepada masyarakat yang membutuhkan. Namun, BPR juga menerima dana dari masyarakat berupa tabungan dan deposito. BPR seperti bank umum perlu juga mengumpulkan dana dari masyarakat untuk disalurkan kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit.
Karena mengkhususkan diri pada memberi kredit untuk masyarakat, proses pemberian dan pencairan kredit sangat mudah dan cepat. Kalau Anda butuh dana tunai cepat, Anda bisa datang langsung ke BPR, dan hanya dengan menjaminkan BPKB kendaraan Anda, dalam hitungan hari dana yang Anda butuhkan dapat cair. Beda dengan bank umum. Itulah kelebihan BPR. Namun, kelebihan itu ada konsekuensinya. Suku bunga kredit BPR cukup tinggi, lebih tinggi dari bank umum, sekitar 2% sampai 3% per bulan.
Di balik konsekuensi suku bunga kredit yang tinggi itu, ada konsekuensi lainnya, tapi kali ini konsekuensi yang baik sekali, sangat positif, dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain. BPR memberi bunga kredit yang cukup tinggi, maka BPR juga dapat memberikan bunga deposito / tabungan yang cukup tinggi pula, biasanya lebih tinggi dari bank-bank umum.. Produk tabungan atau depositonya sama dengan bank umum.
Dari segi keamanan, menyimpan uang di BPR cukup trejamin. Tapi Anda harus bisa memilih BPR yang kredibilitas-nya diakui. Terlebih semua BPR kini wajib masuk dalam suatu lembaga yang dinamakan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Syarat untuk membuka BPR jauh lebih mudah daripada membuka bank umum, karena itu banyak sekali BPR di mana-mana. Dan karena itu pula Anda harus hati-hati dalam memilih BPR untuk menyimpan dana Anda.
Manfaatkanlah bunga deposito BPR yang tinggi untuk keuntungan Anda, karena deposito merupakan investasi jangka pendek. Ada baiknya dana yang ada diinvestasikan dalam instrumen investasi jangka panjang yang dapat memberikan keuntungan lebih besar lagi. Pengajuan kredit ke BPR untuk kepentingan konsumtif, sebisa mungkin dicegah, tapi kalau untuk usaha produktif alangkah lebih baik lagi.

Tidak ada komentar: