Sabtu

Warga Kota Bogor Gelar Pesta Demokrasi Paling Demoktratis Se-Jawa Barat


Pilkada kota Bogor dapat dikatakan sebagai pilkada paling aman dan paling demoktaris se-Provinsi Jawa Barat. Ini dilihat dari minim konflik saat kampanye hingga pemungutan suara yang berlangsung aman. Hal ini mungkin dikarenakan masyarakat kota Bogor yang sadar demokrasi dan cinta kedamaian.
Pemilihan kepala daerah Kota Bogor dilakukan pada 25 Oktober 2008. Proses pencoblosan di mulai sejak pagi hari dari pukul 07.00 sampai 13.00 WIB. Pilkada Bogor kali ini memilih satu dari 5 pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor periode 2008–2013. Sebanyak 600 ribu lebih warga Kota Bogor menggunakan hak pilihnya di 1.586 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 68 kelurahan se-Kota Bogor.
Dari hasil pantauan AdInfo, proses pemungutan suara berjalan tertib dan aman. Karena sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Barat disampaikan kepada semua instansi dan perusahaan di Bogor untuk meliburkan karyawannya guna mendukung partisipasi dalam proses pemilihan kepala daerah.
Pilkada Kota Bogor 2008 diikuti lima pasangan calon Waikota dan Wakil walikota dimulai dari nomor urut satu, Syafei Bratasenjaya-Akik Darul Tahkik dari perseorangan, nomor urut dua Imam Santoso (Ki Gendeng Pamungkas)-Achmad Chusaeri juga dari perseorangan, nomor tiga Iis Supriatini-Ahani, diusung Partai Demokrat (PD), PKPB, dan PKNUI. Iis adalah pengajar SMPN 4 Kota Bogor dan merupakan satu-satunya calon perempuan.
Pasangan nomor empat, Dody Rosadi (mantan Sekretaris Daerah Kota Bogor), berpasangan dengan Erik Irawan Suganda, diusung PAN, PPP, PBR, dan PKB, dan nomor lima, adalah Diani Budiarto-Achmad Ru'yat, yang diusung PKS, PDIP, Partai Golkar dan beberapa partai kecil.
Ada pemandangan mencolok pada masing-masing TPS para calon kandidiat dalam menentukan pilihannya. TPS tempat Achmad Ru,ayat memilih terlihat begitu istimewa dengan dekorasi yang sangat meriah. Berbeda dengan TPS tempat Dody Rosadi yang cukup bersahaja tanpa kemeriahan yang berarti.
Padahal seperti dikabarkan Dody Rosadi beserta pasangannya bakal menjadi lawan terkuat bagi pasangan Diani pada Pilkada kali ini. Achmad Ru’yat memang diusung untuk bisa mendampingi Diani sebagai wakil walikota Bogor.
Yang juga menjadi perhatian dari Pilkada kota Bogor kali ini adalah ikut sertanya Kigendeng Pamungkas dalam bursa pencalonan walikota Bogor. Calon walikota yang bernama asli Imam Santoso, maju di Pilkada kota Bogor mengikuti wangsit yang diterimanya.
Sebelum pelaksanaan pilkada, digelar debat calon walikota dan wakil walikota untuk mengetahui visi dan misi yang akan dijalankan jika mereka terpilih menjadi pemimpin kota Bogor. Kelima pasangan juga melakukan pemeriksaan kesehatan agar calon pemimpin kota Bogor ini benar-benar siap tampil dengan keadaan yang sehat.
Debat kandidat merupakan ajang uji kemampuan para kandidat dan sekaligus melihat sejauh mana kualitas dan kapasitas para calon dalam membangun Kota Bogor jika terpilih nanti.
Setelah melewati perhitungan suara yang alot, KPUD kota Bogor mengumumkan hasil pleno rekapitulasi perhitungan suara. Hasil perhitungan suara yang dipimpin oleh ketuanya Radjab Tampubolon diadakan di Gedung Kemuning Gading Bogor, dengan menetapkan hasil akhir perhitungan pasangan nomor urut 1, Syafei Bratasenjaya-Akik Darul Tahkik memperoleh 33.490 suara (8,68 %), nomor urut 2 Imam Santoso (Ki Gendeng Pamungkas)-Acmad Chusaeri 26.117 suara (6,77 %), pasangan nomor urut 3 Iis Supriatini-Ahani 19.935 suara (5,16 %).
Untuk pasangan nomor urut 4 Dody Rosadi-Erik Irawan Suganda mendapat 60.040 suara (15,55 %). Sedangkan pasangan nomor 5 Diani Budiarto-Achmad Ru'yat memperoleh 246.437 suara (63,84 %).
Jumlah perolehan suara yang sah untuk seluruh pasangan calon walikota dan wakil walikota tercatat sebanyak 386.020 (64,01 %) suara, dan jumlah suara yang tidak sah sebanyak 29.592(4,90 %) suara. Dari total jumlah daftar pemilih tetap (DPT) 603.029 orang, yang tidak memilih mencapai 187.417 suara(32%). Jumlah masyarakat pemilih mencapai 69 %, berarti partisipasi masyarakat dalam Pilkada se-Jawa Barat, kota Bogor tertinggi.
Pelaksanaan Pilkada Kota Bogor dari awal sejak akhir perhitungan rekapitulasi berjalan lancar tanpa insiden yang berarti. Meskipun ada massa yang berdemo tentang hasil perhitungan suara, namun acara pleno tetap berjalan sesuai rencana. Adanya demo merupakan bagian dari riak politik pada proses demokrasi ini.
Hingga pada keputusan akhir KPUD Kota Bogor, Kamis, (30/10) menetapkan pasangan Diani Budiarto-Ahmad Ru`yat sebagai pemenang Pilkada kota Bogor tahun 2008. Hasil penetapan akan diserahkan ke DPRD Kota Bogor, dilanjutkan ke Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Jawa Barat. Kemudian dilangsungkan pelantikan pada 7 April 2009 mendatang di Bandung.
Hasil pilkada kota Bogor merupakan kemenangan semua pasangan dan juga kemenangan seluruh warga Kota Bogor. Selamat untuk Walikota dan Calon Walikota terpilih, semoga menjadi pemimpin yang dapat memegang amanah rakyat, serta mampu membawa Bogor ke arah yang semakin baik.


Tidak ada komentar: